Senin, 02 Mei 2011

Prosedur Terapi Ruqyah Syar'iyyah dan Ruqyah Syar'iyyah mandiri

Di Saat jin mengganggu
Ada beberapa gejala yang menandakan terjadinya gangguan jin pada diri kita seperti pusing yang terjadi di saat-saat tertentu, dada berdebar padahal tidak meiliki gangguan jantung, terasa melayang, leher kaku, dan gejala lainnya.

Tahap awal yang harus segera diambil adalah segera berwudhu, kemudian shalat sunnah, setelah shalat berdoa  dan sandarkan diri di tembok dengan posisi santai. Berdzikirlah pada Allah agar diberikan ketenangan selama kurang lebih lima belas samapi tiga puluh menit. Aturlah nafas ketika terjadi ketegangan atau hentakan-hentakan yang terjadi diluar kesadaran agar selalu relaks.
Kalau ada kaset murotal, nyalakan dan dengarkan alunan ayat-ayat al Qur’an sambil berbaring santai dan berdzikir. Jika dilakukan dengan benar, Insya Allah gangguan tersebut dengan segera dapat hilang dari tubuh.
Dalam proses ini berlaku beberapa tahapan yaitu :
a.       Shalat taubat dan memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh serta berjanji untuk tidak melakukan kemaksiatan serupa
b.       Menggugurkan jimat-jimat kalau memang memiliki
c.       Berwudhu terlebih dahulu
d.       Duduk atau berbarung dengan relaks sambil istighfar dan berdzikir
Rasulullah bersabda, “Seorang hamba tidak bisa menjaga dirinya dari kejahatan syetan kecuali dengan dzikrulloh.” (HR. Tirmidzi, dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).
e.       Fokuskan pikiran pada Allah Yang Maha Besar, Maha kuasa, dan Maha Perkasa
f.         Yakin dan mohon kepada-Nya agar jin-jin tersebut segera keluar
g.       Fokuskan diri untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an
h.       Konsetrasi pada pertolongan Allah ketika ada reaksi dan atur napas agar selalu relaks selama proses pembacaan ruqyah
i.         Ucapkan hamdalah selesai proses ruqyah
j.         Minum madu sebagai penyegar


Proteksi dari gangguan jin secara mandiri
Sebagaimana yang sering disinggung pada bagian sebelumnya, Iblis dan para pengikut setianya terutama dari gangguan jin akan selalu menggoda untuk melemahkan iman. Allah dan Rasul-Nya telah memberikan resep yang dapat melindungi diri kita dari gangguan jin yaitu.

1.       Menjaga Shalat
Shalat adalah benteng bagi setiap mukmin yang setia. Ia merupakan puncak dari dzikrullah  dimana hati dan pikiran terfokus pada Dzat Yang Maha Tinggi. Sehingga shalat yang benar-benar sempurna akan menjadikan seseorang sangat tenang dalam menghadapi masalah.
Dan dirikanlah shalat untu kmengingat-KU
QS. Thaha : 14
2.       Dzikrullah
 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
QS. Ar Rad : 28. 
 “Seorang hamba tidak bisa menjaga dirinya dari kejahatan syetan kecuali dengan dzikrulloh.” (HR. Tirmidzi, dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).

3.       Membaca Alqur’an
"Jika engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi (Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum) sampai engkau menyelesaikan ayat tersebut. Maka sesungguhnya akan selalu ada padamu seorang penjaga dari Allah, dan setan tidak akan mendekatimu sampai engkau masuk waktu pagi".
[HR Bukhari]

4.       Menjauhi maksiat
Kemaksiatan adalah perangkap iblis yang telah ia janjikan untuk orang-orang mukmin. Diawali dengan merlenakan kita, iblis kemudian menjadikan hati kita tertutup dari furqan (pemisah) antara kebaikan dan keburukan sehingga perbuatan maksiat pun dianggap baik.

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya,  Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
QS. Al-Hijr : 39-40

"Pandangan mata itu adalah sebuah anak panah daripada panah-panah Iblis. Maka barangsiapa meninggalkannya (mengelakkannya daripada melihat wanita) kerana takut kepada-Ku, niscaya Aku ganti dengan iman yang dirasakan lezat-manisnya dalam hatinya."
Riwayat Thabrani dan Hakim daripada Ibnu Mas'ud.

5.       Melaksanakan shaum wajib maupun sunnah
Setan sanat leluasa untuk menyerang manusia di saat hawa nafsu sedang dalam kondisi naik. Salah satu amal yang dapat menekan hawa nafsu adalah shaum.

hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu memiliki penawar.” (Hadits)

“Musuhmu yang paling berbahaya adalah nafsumu yang terletak diantara lambungmu”, dan “Kami kembali dari jihad kecil ke jihad besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu”
 (yang diucapkan Rasulullah sekembalinya dari Perang Badr).

6.       Menghilangkan penyakit hati terhadap saudara kita
Rasa dengki seringkali menjadikan kita berbuat semaunya terhadap saudara kita sekalipun hanya dengan ucapan saja. Namun pada dasarnya kedengkian itu adalah penyakit pada manusia yang sangat nyaman untuk disinggahi setan. Dalam beberapa riwayatpun kedengkian yang dilontarkan dengan pandangan dapat membahayakan orang yang didenki.
Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :“Me minta
perlindunganlah kepada Allah dari Al-‘Ain, karena sesungguhnya Al-‘Ain itu haq (benar)”
 [HR. Ibnu  Majah)

7.       Bergaul dengan orang sholeh dan tetap berbaur
Pergaulan dengan orang-orang sholeh tentunya dapat mengkondisikan diri seseroang lebih terjaga dari pengaruh pergaulan luar yang cenderung bebas dan tidak memperhatikan norma-norma akhlak. Meskipun kita bergaul dengan orang sholeh, maka bukan berarti kita mengacuhkan orang-orang yang hidupnya bebas dan jauh dari agama. Akan tetapi justru sebaliknya dengan berkumpunya kita bersama orang-orang sholeh, kita dituntut agar jadi contoh teladan bagi orang-orang yang belum memahami tujuan dari dakwah ini. Malah jika kita terasa nyaman dengan orang-orang sholeh saja, setan mengambil kesempatan dengan melenakan dan menimbulkan penyakit di dalam hati seperti ujub, riya dan takabur.

“Perumpamaan teman yang soleh dan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku. Penjual minyak wangi bisa memberimu tanpa kita harus membeli, atau (paling tidak) engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku bisa membakar pakaianmu atau engkau akan mencium bau busuk darinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

8.       Selalu mengenal situasi zaman dan tempat serta tidak kaku dengan masyarakat
Setan adalah makhluk yang cerdik, dalam mengganggu manusia, ia selalu melakukan up date dengan situasi dan kondisi yang dilaluinya. Orang yang cerdas adalah orang yang mengenal kondisi terburuk lingkungannya namun ia dapat belajar dari kondisi tersebut dan berusaha untuk tidak terjerusmus dalam kodisi yang buruk tersebut. Kita tidak bisa hanya diam saja di masjid karena takut kita terbawa oleh arus diluar. Namun justru, pertarungan antara kekuatan hati yang condong pada kebaikan dan  hawa nafsu yang condong pada kemaksiatan akan meningkatkan daya tahan terhadap godaan. Akan menjadi nilai yang sangat positif jika kita dapat mewarnai orang-orang sekitar kita tanpa banyak bicara. Sekalipun kita harus menyampaikan suatu kebaikan, maka sampaikanlah kebaikan tersebut dengan bahasa yang dapat diterima oleh masyarakat.
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Ibrahim : 4

Sikap kaku dan merasa benar justeru hanya akan menjadi boomerang bagi pelakuknya. Karena realita kehidupan nyata lebih berat, dari pada yang dibayangkan sebelum kita terjun di dalamnya. Oleh karenanya kita harus bisa setidaknya tarik ulur dengan kondisi lingkungan. Jika tidak, akibatnya adalah kekecewaan yang sangat yang berdampak pada keputus asaan dan malah menjadikan kita terjerumus kepada apa yang kita anggap buruk

Sesungguhnya segala  perbuatan ditentukan bagian akhirnya.” (HR. Bukhari).

Dan rasulullah pun bersabda
Tersebutlah seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil, bernama Barshish. Dia seorang ahli ibadah besar, tinggal di dalam sebuah sinagog untuk menyembah Allah, tetapi ibadahnya lebih mendominasi ilmunya, padahal orang yang berilmu lebih ditakuti syaithan ketimbang seribu orang ahli ibadah. Dia duduk di sinagognya, lalu datanglah kepadanya sejumlah lelaki dari kalangan mujahidin Bani Israil. Mereka berkata, “Hai Barshish, sesungguhnya kami bermaksud pergi jihad kepada Allah, sedangkan kami mempunyai seorang saudara perempuan, yang tinggal di rumah kami di sebelah sinagogmu. Dia tidak ada temannya sesudah Allah, kecuali hanya engkau. Oleh karena itu, kamu harus menjaganya sampai kami kembali dari jihad”. Barshish menjawab, “Ini merupakan suatu kehormatan bagiku. Aku terima hal ini dengan senang hati”.
Mereka pun berangkat berjihad di jalan Allah, dan Barshish tinggal di dalam sinagognya menyembah Allah. Selanjutnya, datanglah setan kepadanya dan berkata, “Hai Barshish! Sesungguhnya wanita ini berada dalam jaminanmu. Dia adalah wanita muda yang berada dalam perlindunganmu. Jika engkau biarkan, barangkali dia merasa kesepian. Sebaiknya engkau julurkan kepalamu setiap pagi hari, lalu engkau ucapkan salam kepadanya. Itu sama sekali tidak akan membahayakanmu, karena dia seorang wanita yang memakai hijab.”
Barshish pun menerima saran setan, lalu dia mengulurkan kepalanya dan mengucapkan salam kepada wanita itu.
Setan datang lagi untuk kedua kalinya, lalu berkata, “Sebaiknya engkau tinggal di sebelah rumahnya, agar dia tidak didatangi lelaki lain atau ditakut-takuti oleh jin yang jahat.” Barshish turun di sebelah rumah wanita itu tanpa melihatnya.
Setan datang untuk ketiga kalinya, lalu berkata, “Sesungguhnya dia adalah seorang gadis yang asing lagi kesepian. Keluarganya keluar untuk jihad, maka tiada seorangpun yang menghiburnya atau mengajaknya mengobrol.” Barshish pun turun dan menghiburnya dan mengajaknya mengobrol, sedangkan gadis itu memakai hijab.
Setan datang untuk keempat kalinya, lalu berkata, “Engkau adalah orang yang alim, cerdas, lagi terpelihara oleh Allah, dan setan takut kepadamu. Maka mendekatlah kamu kepadanya, dan ciumlah dia” Akhirnya, Barshish terjerumus dalam perbuatan keji (zina), dan perempuan itu pun mengandung.
Setelah melihat wanita itu mengandung, setan berkata kepada Barshish, “Apabila saudara-saudara lelakinya datang, dan mereka melihat kemunkaran ini, dia akan menceritakan kepada mereka kejadian yang dialaminya denganmu. Dan orang-orang akan menuduhmu sebagai pelakunya, maka harga dirimu jatuh di mata mereka. Sebaiknya kami bunuh saja dia, karena hal ini lebih baik bagimu.”
Akhirnya, Barshish menyembelihnya dan menggali kuburan di dalam rumah wanita itu, lalu mengebumikannya dalam kuburan tersebut.
Tidak lama kemudian, datanglah saudara-saudara lelaki wanita itu dari jihad, dan mereka bertanya, “Dimanakah saudara perempuan kami?” Barshish menangis dan menyesal. Dia mengeluarkan air mata buayanya secara pura-pura demi harga dirinya, lalu menjawab, “Dia sakit keras, lalu meninggal. Dia adalah seorang wanita yang zuhud lagi ahli ibadah. Aku kebumikan dia sesudah mendoakannya.”
Mendengar berita itu, mereka menangisi kematian saudara perempuan mereka, dan percaya kepada berita Barshish. Mereka pun tidur malam itu. Setan datang kepada saudara tertuanya, dan menceritakan kepadanya bahwa sebenarnya Barshish telah berbuat mesum dengannya, lalu membunuhnya. Setan lalu datang kepada saudara yang kedua, dan yang ketiga dalam mimpinya masing-masing, lalu menceritakan kepada keduanya sebagaimana yang telah ia ceritakan kepada saudara tertua mereka.
Keesokan harinya, mereka menceritakan mimpinya masing-masing, lalu mereka sepakat untuk membalas Barshish atas perbuatannya terhadap saudara perempuan mereka. Mereka berangkat dan membongkar kuburan yang telah ditunjukkan setan kepada mereka. Ternyata, mereka menjumpainya dalam keadaan telah hamil, dan mati karena dibunuh.
Setan pun datang dan berkata, “Hai Barshish, tiada yang dapat menyelamatkanmu, kecuali jika kamu mau bersujud kepadamu sekali agar aku bisa melindungimu.” Akhirnya, Barshish kafir kepada Allah dan mau sujud kepada setan dengan sekali sujud.
Selanjutnya mereka membunuh Barshish dan menyalibnya.

(Diriwayatkan oleh Imam Thobari dalam kitab tafsirnya, Abu Na’im dalam kitab Hilyah-nya, dan Al-Hakim. Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

9.       Fokus pada pekerjaan yang halal tanpa melenakan
Bekerja adalah subuah pengalihan dari gangguan jin yang produktif. Dimana semangat kerja yang didasari tanggung jawab sebagai hamba Allah akan menjadikan kita senantiasa ingat Allah Sebagai pemberi rezeki ketika bekerja, dan mengingat Allah dengan bersyukur ketika mendapatkan hasil dari pekerjaan yang kita lakukan. Kewajiban bekerja pun Allah tuliskan dalam Al Qur’an sebagai berikut.
Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
QS. Al Jumu’ah10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar