Senin, 02 Mei 2011

Hakikat Ruqyah Syar'iyyah Mandiri



ð      Hijrah hati
Setelah melakukan ruqyah hendaklah kita berkomitmen untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering dilakukan pada masa lalu dan menggantinya dengan berbagai macam kebaikan. Sebesar apapun dosa yang telah diperbuat, kita harus yakin bahwa Allah akan mengampuni selama kita bersungguh-sungguh dalam bertaubat dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan serupa

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.
QS. Ali Imran : 133-135


ð      Muraqabah
Muraqabah adalah proses pendekatan diri pada Allah dengan disertai kepasrahan hari. Allah sangat senang kepada hamba-hamba yang berusaha untuk mendekatkan diri pada-Nya. Jangan ada keraguan sedikit pun pada kasih saying Allah, karena jika benar-benar kita telah kembali kepada-Nya, Ia akan senantiasa membimbing kita pada jalan yang diridhoinya. Jangan pernah kita menengok pada masa lalu yang penuh noda setelah terikrarkannya kata taubat dari lisan dan hati kita. Yakinlah Allah menerima amal-amal kita selama kita jalani pertaubatan dan pembaharuan diri dengan amal sholeh yang disertai keikhlasan.

“Dan Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka memenuhi (panggilan/perintah)Ku, dan beriman kepadaKu agar mereka mendapat petunjuk (bimbingan)”. (Al-Baqarah: 186)

ð      Ma’ahadah
Dalam memerangi musuh yang ada didalam diri, diperlukan konsentrasi yang begitu kuat untuk menghadirkan Allah di hati kita. Karena setiap saat dan setiap waktu, iblis selalu mencari-cari kesempatan untuk memalingkan kita pada kemaksiatan. Mu’ahadah adalah pengikat yang paling kuat antara seorang hamba dengan tuhan-Nya. Sebagaimana janji kita pada Allah ketika masih dalam wujud ruh di alam ruh dan senantiasa diulang kembali saat mengerjakan shalat, perjanjian kita pada Allah adalah senantiasa menjadikan Allah sebaga satu-satunya Tuhan tempat kita berlindung dan meminta. Dan hal tersebut harus diimbangi dengan keikhlasan dalam setiap menjalankan apa apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa-apa yang dilarang olehnya seperti kemaksiatan. Semua itu hanya dapat dijalankan dengan baik oleh orang-orang yang merasa bahwa dirinya senatiasa diawasi oleh Allah.

Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.
QS. Qaaf : 16-18


ð      Mujahadah
Tantangan seseorang setelah pertaubatan adalah rasa  pesimistis yang dibisikan setan kedalam hati dan imajinasi pikiran kita. Setan akan menciptakan tekanan-tekanan batin saat kita sedang berusaha melakukan perbaikan diri dengan memberikan gambaran-gambaran masa lalu kita. Kelelahan diri terkadang menjadi saat yang dinanti-natikan setan untuk membalikan hati kita pada masa lalu. Karena di saat lelah dan belum mendapatkan hasil dari yang telah, seseorang lebih didominasi dengan pikiran yang labil. Saat itulah setan membisikan pikiran-pikiran buruk yang menyebabkan seseorang putus asa dan akhirnya kembali ke masa lalunya yang penuh kemaksiatan.

Perbanyak istighfar disaat mengalami hal seperti ini, ambil air wudhu, laksanakan shalat dua rakaat, dan kemudian membaca Al Qur’an. Jika memang ujian yang menimpa begitu berat, jangan langsung berputus asa, tapi mohonlah pada Allah agar diberi kesabaran dan dikuatkan kesarannya.

Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
QS. Ali Imran : 200 


ð      Muhasabah
Selalu mengkoreksi dan mengavaluasi setiap aktivitas yang kita lakukan setiap harinya dengan menutupi kekurangan dan meningkankan setiap kelebihan yang ada..
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), dan bahwasanya DIA yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya DIA yang mematikan dan yang menghidupkan.”
(QS. An-Najm: 39-44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar