Sabtu, 01 Juni 2013

MEMENEJ KESABARAN (sabar, kuatkan kesabaran, dan bersiap siagalah)


Kesabaran adalah obat dari segala ujian yang menimpa seseorang..
namun banyak orang yang berpendapat dengan semakin berat dan besar sebuah ujian, maka kesabaran itu perlahan akan berkurang hingga akhirnya habis.

Tidak demikian dengan orang-orang yang bersandar pada petunjuk Allah SWT  yang tertulis di Al Qur'an, kesabaran itu justru akan semakin menguat seiring bertambah besarnya ujian tersebut.

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaran mu, dan bersiap siagalah (perbatasan negeri) supaya kamu beruntung.
QS. Ali Imran : 200

dari ayat pertama ada tiga perintah, yaitu sabar, kuatkan kesabran, dan bersiap siagalah..

perintah pertama adalah sabar, yaitu sebuah isyarat dimana ketika seseorang yang hidup dan menyatakan dirinya beriman, maka berarti dia telah siap dengan konsekwensi dari keimanan tersebut, yaitu akan diturunkan penguji keimanan tersebut cobaan.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS al-Ankabut [29]: 2-3).

ini adalah tahapan pertama dari datangnya sebuah ujian, mungkin ujian yang datan itu hanya sebuah ganguan-gangguan kecil saja. ketika ujian itu terus berlanjut seolah tak ada hentinya, dan bukan jalan keluar yang didapatkan tapi justru muncul ujian lain yang jauh lebih besar sedangkan ujian sebelumnya saja belum terselesaikan, maka perintah berikutnya adalah kuatkan kesabaran.

‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,
”(Al-Baqarah : 155-156)

Lalu apakah yang dapat meredakan rasa tersiksa saat terkena ujian??
ini jawabnya!

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)

tingkat kekhusyuan lah yang menjadikan kesabaran itu terasa nikmat, maka tidak salah jika shalat adalah sarana dzikrullah paling baik.

Dirikan lah shalat untuk mengingat Ku. 
QD. Thaha : 14

Supaya lebih efektif dalam menghilangkan kegundahan jiwa, hendaknya ketika sujud, berdoalah dengan penuh harap agar pintu pengabulan doa semakin terbuka, dan Allah memberikan ketenangan dalam hati.
dan ketika ujian tersebut berakhir kemudian Allah menggantinya dengan suatu nikmat, maka perintah berikutnya adalah bersiap siagalah

mengapa perintah berikutnya adalah besiap siaga??
karena akan ada ujian yang besar dan mungkin sulit kita baca, karena bisa jadi ujian itu berupa kesenangan yang membuat kita lalau dari ketaatan pada Allah, atau akan datang ujian baru yang jauh lebih besar..

namun pada hakikatnya, antara ujian dan jalan keluar itu selalu seimbang bagi orang-orang yang menyatakan dirinya beriman. kita tidak berhak mengatakan, "anda belum seberapa ujiannya dibandingkan dengan saya yang  telah pukluhan tahun mengalami ujian". bisa jadi dengan berkata seperti itu, Allah akan kembali menguji kita dengan ujian yang dua kali lebih besar sihingga membutuhkan energi yang jauh lebih besar untuk menyelsaikan ujian tersebut.

maka dari itu, salah satu senjatanya adalah doa untuk menjaga hati, sabar di saat sulit, dan bersyukur di saat senang.

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)

Tetaplah husnudzon bagi kita yang senantiasa dipergilirkan antara ujian dan kenikmatan, karena itu lah kontrol hati kita. bisa jadi, jika kita tidak mendapat ujian berikutnya setelah dapat nikmat, maka kita akan merasa seolah kitalah yang paling berat ujiannya dan mendapat hasil saat ini. sehingga ketika ada orang yang mengeluh, kita menanggapinya dengan bangga diri.

Tak ada akhir dari suatu ujian, dan tidak ada akhir dari kedatangan nikmat setelahnya..
RIHAT FIL JANNAH :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar